Antasari Pecas Ndahe
Mei 3, 2009 § 95 Komentar
Benarkah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar terlibat kasus pembunuhan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen?

Antasari Azhar mencium kening Ida, istrinya, di depan rumahnya kemarin. Foto: Tempo Interaktif.
Itulah teka-teki paling panas sepanjang akhir pekan lalu. Semuanya berawal dari kabar yang menyebutkan bahwa polisi menangkap para tersangka pembunuh Nasrudin. Lalu, polisi menduga Antasari ikut terlibat dalam kasus itu.
Antasari membantah dugaan itu. Bola kemudian bergulir liar. Ada yang mengatakan ini murni kasus kriminal dan tak ada kaitannya dengan tempat Antasari bekerja. Ada juga yang menyebut bahwa Antasari cuma korban fitnah dan upaya mendiskreditkan lembaga pemberantas korupsi. Aneka spekulasi lain juga beredar.
Buat saya, semuanya masih gelap. Baru Senin ini polisi akan memeriksa Antasari, kabarnya, sebagai saksi. Tapi memang ada gosip lain yang belum jelas kebenarannya. Apa itu? « Read the rest of this entry »
Presidenku Pecas Ndahe
Mei 1, 2009 § 122 Komentar

senyumnya itu lo, dooooh ...
Time kemarin mengumumkan daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia (The 2009 Time 100). Salah satu tokoh yang masuk daftar itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kategori leaders and revolutionaries. Daftar lengkapnya bisa dilihat di sini.
Pengumuman itu mengakhiri polemik yang sempat merebak di milis, situs berita daring, blog, dan warung-warung kopi. Sebelumnya, beberapa kalangan menyangsikan berita pencalonan Yudhoyono di Time 100. « Read the rest of this entry »
Politikana Pecas Ndahe
Maret 16, 2009 § 64 Komentar
Binatang apakah gerangan politik itu? Mengapa generasi iPod terkesan ogah bersentuhan dengan politik, dan mereka seolah menganggapnya semacam penyakit menular yang harus dijauhi?
Paklik Isnogud cuma tersenyum geli ketika saya menanyakan perihal politik dan bagaimana generasi muda menilai politik masa kini. Ia malah mengacak-acak kepala saya yang nyaris tiada berambut.
Saya maklum dan menerima nasib diperlakukan seperti itu. Selain usianya jauh di atas saya, Paklik yang telah menelan asam-garam kehidupan dan pentas politik tentu jauh lebih paham soal ini ketimbang saya. Jadi saya cuma bisa mengumpat dalam hati, “Semprul!” « Read the rest of this entry »
Pilah-Pilih Pecas Ndahe
Februari 25, 2009 § 54 Komentar
Pemilu masih sebulan lebih. Tapi sebelum hari pencontrengan 9 April 2009 tiba, semua sudah berkemas-kemas menyambut perhelatan politik terbesar di negeri ini.
![]()
Para calon legislator sudah menjual diri. Ada yang memasang iklan di televisi, lebih banyak lagi hanya mampu nampang di pohon-pohon tepian jalan. Partai-partai juga telah ancang-ancang jauh-jauh hari. Siap program, siap bertarung. « Read the rest of this entry »
Pewarta Pecas Ndahe
Februari 9, 2009 § 35 Komentar
Perlukah pewarta warga memiliki semacam kartu pers? Kalau iya, untuk apa? Siapa yang akan menertibkan seandainya terjadi penyalahgunaan?
Pertanyaan itu mengaduk-aduk perut saya seperti kupu-kupu yang hendak terbang setelah membaca posting Unspun.
Dalam posting itu, Unspun menyatakan kerisauan hatinya setelah para pewarta warga memiliki kartu anggota (ID card), seperti yang baru saja dibagi-bagikan oleh Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Kartu ini, katanya, berfungsi seperti halnya kartu pers bagi jurnalis profesional.
Mengapa Unspun risau? « Read the rest of this entry »